Kecil.

foto diambil dari screenshot WA status suami saat kali pertama USG

Mulanya nggak terlalu kepikiran sih, tapi karena keluarnya nggak cuma dari satu mulut, mau nggak mau ya kepikiran.
"Wah udah 5 bulan, tapi kurus ya?"
"Nggak kelihatan ya"
"Kecil ya"
Dan semacamnya.

Seriously. Sebenernya aku gapapa-gapapa aja lo, apalagi kalau percakapan itu diakhiri dengan: semoga sehat selalu ya.

Aneh tapi nyata, mau nggak mau, kadang-kadang khawatir juga.
Meskipun sebenernya nggak perlu ada yang dikhawatirin.
Lebih lagi, orang lagi hamil baiknya nggak usah khawatiran. Harus hepi. Gitu.

Dari awal hamil bawaannya juga udah gini.
Jangankan awal hamil.
Menikah pun, serasa makan banyak tapi susah gemuk.
E. Ndilalah hamil pun demikian.
Makanku udah banyak, tapi rasanya jarum timbangan berat banget buat geser kanan.
Beda sama pas zaman kuliah dulu: gampang gendut.
Mungkin ketularan suami, yang asli kurus, mau makan sebanyak apapun doi tetep kurus.

Alhamdulillah.
So far, aku dan dia yang ada di perut baik-baik saja.
Aman-aman saja.
Sehat-sehat saja.
Dan, normal.
Panjang dia normal di umur segini, berat dia, detak jantung dia, Alhamdulillah normal.

Mungkin yang nggak normal adalah stereotip:
ibu hamil yang "normal" adalah yang "kelihatan" hamil.
Hm. Susah juga saya mendeskripsikan stereotip itu.
Ya gitulah pokoknya. 

Aku pernah baca artikel, ibu hamil rata-rata baru terlihat buncit di usia kandungan 5 bulan.
Ada juga yang lebih. Tapi sama-sama normal.
Nah, mungkin ini yang jarang orang awam tahu.

Menulis ini bukan untuk mengeluh, tapi lebih untuk bersyukur.
Bersyukur dipertemukan dengan ibuku.
Yang kapan hari kembali mengingatkan: Allah itu Maha Adil.

Iya, Allah Maha Adil.
Aku nggak dikasih capek dan pegal yang berlebihan, karena aku seorang pekerja.
Full time. Aktif. 1 jam perjalanan PP dan kurang lebih 8 jam di kantor. 5/7.
Maha Adil Allah, aku hepi-hepi saja dengan keadaan ini.
Aku dikasih berat badan yang naiknya cuma 1kg per bulan, biar nggak mikir beli baju hamil.
Uangnya ditabung aja buat si dia.
Buat akunya nggak usah. Baju aku masih banyak yang cukup.
Bukan masih banyak sih, tapi hampir semua masih cukup. Setidaknya sampai detik ini.

Heran juga kalau ada yang tanya:
"Makannya sedikit ta?"
"Masih nggak mood makan ta?"
Kujawab saja, "makan kok"

Bahkan aku pernah nih,
Udah gosok gigi, pipis, wudhu, doing skincare night routine, ngebasi kasur, sampai udah mapan dan siap merem, tiba-tiba ngajak suami beli burger.
Serius. Pernah. Sesemangat itu kok aku buat makan.
Dan nggak pernah lihat jam buat makan berat.
Jam 9 malam pun pernah makan nasi.

Bandingkan pas masih single dulu?
Boro-boro. Jam 7 malam aja rasanya udah pengin mengakhiri kegiatan makan.
Jaga bb banget, dulu itu.

Tapi buat apa cerita panjang lebar tentang semangatku untuk makan ke orang-orang yang tanya gitu ke aku?
Percuma, toh buktinya badanku nggak terlihat seperti lagi hamil. He he he.

Ah tapi yaudahlah,
Bisa update blog ini dengan cerita nggak penting ini aja udah seneng kok.
Pencapaian tersendiri bagiku setelah sekian lama menyimpan banyak cerita bagus di notes.

Iya. Buat kamu yang nanyain apa aku sudah pasif menulis?
Blog nggak pernah update nih?
The answer is of course not! I keep it on my phone. On my notes.

Yang ini, cerita ini, sebenernya nggak bagus-bagus amat.
Tapi setidaknya, bisa buat bahan rasan-rasan:
Nak nak, beliau kelihatan gemesh dan sayang banget sama kamu, padahal pas mami hamil kamu dulu, beliau nyinyirin berkomentar perihal badan mami.
.
.
Ng
.
.
Nggak ding! Bercanda! Masa anak diajak ghibah. Astaghfirullah. Kaga bener.

Yaudah.
Sekarang tinggal terus berdoa dan saling mendoakan saja.
Semoga dia sehat-sehat.
Jadi anak yang salih saliha, kuat, disempurnakan Allah, dijaga Allah sejak dalam kandungan hingga nanti kembali lagi.
Pun denganku yang hanya dititipi hartanya Allah ini, semoga aku juga bisa menjaga kesehatan, dan menjaga amanah ini dengan sebaik-baiknya.

Semoga kamu, mereka, dan orang-orang di sekitarku baik yang pernah, belum, dan akan mengomentari tubuh ini, juga selalu diberi kesehatan, dan kemudahan untuk bersyukur, atas segala nikmatNya.

Aamiinn yaaRabbal alamin.

Surabaya, 17 Desember 2019, 9:35 PM

PS: 5 bulan kamu boleh terlihat kecil di mata orang, Nak. tapi sayang mami amat besar padamu. Sungguh. Bahkan mami belum menulis cerita tentang papimu sama sekali di blog ini. Kamu duluan, Nak. Kamu menang. You win my heart since the day one. Ecie.
PPS: Kemudian bisgini dijitak suami karena nggak pernah nulis tentang dia. E nggak ding, suamiku orang cuek, tulisan ini dibaca aja mungkin enggak. Wkwk. ;)

No comments:

Post a Comment